Sharing Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Jumat, 01 November 2013

Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran


 

Komponen keterampilan membuka pelajaran atau keterampilan membuka pembelajaran merujuk pada aktivitas utama dalam set induction.  Terdapat empat aktivitas utama dalam membuka pembelajaran, yaitu: (1) memperoleh perhatian siswa; (2) membangkitkan motivasi siswa; (3) menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman sebelumnya dan tugas yang harus dilakukan; serta (4) menyampaikan struktur materi pelajaran.[1], [2]

 Mendapatkan Perhatian Siswa

Pada awal pembelajaran, guru harus mendapatkan perhatian siswa.[3] Guru harus memastikan kesiapan siswa untuk belajar, agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efektif,[4] dan dapat berjalan dengan mulus.[5] Namun demikian mendapatkan perhatian siswa tidak selalu mudah. Guru harus membuka pembelajaran dengan sesuatu yang menarik, karena mendapatkan perhatian siswa pada awal pelajaran dengan sesuatu yang menarik akan meningkatkan kemungkinan perhatian siswa tetap terjaga selama proses pembelajaran berlangsung[6]. Guru dituntut untuk kreatif,[7] karena perhatian siswa akan tertarik oleh situasi yang relatif baru.[8]
Jangan menuntut perhatian siswa, tetapi datangkan perhatian mereka.[9] Berbagai cara dapat dilakukan guru untuk mendapatkan perhatian siswa, antara lain dengan menggunakan suara, gerakan, kontak mata, menggunakan alat bantu audio visual, serta mengubah pola interaksi guru dan murid.[10]
Guru dapat memulai pembelajaran dengan tidak melakukan apapun. Berdiri dan diam. Siswa akan segera memusatkan perhatian mereka pada guru, karena siswa sudah terbiasa mendengar guru bicara. Tidak adanya pembicaraan guru akan menarik perhatian mereka. Guru juga dapat memulai pembicaraan dengan nada yang sangat rendah. Sebagian besar dari kita ingin mendengar apa yang kita tidak bisa dengar. Suara guru yang rendah akan menarik perhatian siswa. Jangan mencoba untuk berbicara dalam keadaan gaduh.[11] Selalu jaga kontak mata dengan siswa selama pembukaan. Amati seluruh kelas dengan seksama.[12] Hindari memulai pelajaran dari belakang meja (sambil duduk).[13]
Mengubah pola interaksi guru dan murid bisa menjadi teknik yang efektif untuk mendapatkan perhatian. Misalnya, seorang guru dapat tiba-tiba duduk dengan siswa, padahal sebelumnya belum pernah dilakukan. Semua manusia memiliki struktur kognitif dasar yang berusaha untuk mengakomodasi informasi baru yang bersifat tak terduga. Oleh karena itu unsur kejutan perilaku merupakan pusat keberhasilan teknik ini, karena dapat merangsang perhatian individu.[14]

Membangkitkan Motivasi Siswa

Fungsi utama dari set induction adalah untuk mendapatkan perhatian dan membangkitkan motivasi siswa di awal pembelajaran. Cara individu memandang dan memahami informasi dipengaruhi oleh motivasi. Untuk membangkitkan motivasi siswa, seorang guru profesional harus tampak  bermotivasi tinggi dan dapat memotivasi.[15]
Guru yang memiliki motivasi tinggi ditunjukkan dengan penampilan guru yang antusias,[16] dan komitmen pribadi. Guru yang terlihat tidak siap, tidak menarik, terburu-buru, dan gugup, tidak mungkin dapat menginspirasi kepercayaan siswa dan  dapat memotivasinya. Guru profesional harus menunjukkan kepedulian, komitmen, antusiasme, minat, perhatian dan keahlian.[17]
Siswa dapat dimotivasi dengan bercerita, menyajikan masalah yang menarik, memberikan pernyataan provokatif, perubahan perilaku dari guru,[18] memperkenalkan unsur kejutan, demonstrasi,[19] menggunakan model, diagram, atau gambar yang dapat mengudang komentar siswa,  mengajukan  hipotetis yang menyajikan dilema yang menarik,[20] diskusi, lembar kerja, permainan, proyek-proyek yang memicu perhatian dan mendorong siswa untuk aktif dalam mempelajari materi pelajaran yang akan dipelajari.[21]

Menghubungkan Materi Pelajaran

Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna apabila pengetahuan baru terintegrasi dengan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu guru harus melakukan aktivitas yang memungkinkan siswa untuk mengingat pengetahuan sebelumnya dan menghubungkannya dengan pengalaman baru.[22]
Menghubungkan pelajaran sebelumnya dengan pelajaran yang akan dipelajari sekarang, memungkinkan siswa memiliki fondasi yang kuat mengenai suatu topik materi pelajaran. Selain itu memberikan kesempatan yang lebih baik kepada siswa untuk menyimpan materi pelajaran dalam memori jangka panjang.[23]
Meninjau informasi sebelumnya sangat penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai subjek yang akan dibahas. Informasi ini, digunakan untuk menentukan tingkat penjelasan yang sesuai pada tahap berikutnya. Proses menghubungkan apa yang sudah diketahui dengan materi baru telah terbukti menjadi prosedur pengajaran yang efektif untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap informasi baru. Dalam transaksi interpersonal, sebuah pertemuan, banyak dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat dan komitmen yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.[24]
Menghubungkan materi pelajaran juga bermakna mengaitkan topik pelajaran  dengan situasi yang dikenal siswa. Jika terdapat berita mengenai kelompok musik terkenal yang telah melakukan konser, gunakan berita tersebut untuk memicu diskusi tentang kebebasan berekspresi. Berita mengenai tumpahan minyak di lepas pantai bisa berfungsi sebagai katalis untuk pelajaran mengenai masalah pencemaran. Sebuah karung plastik yang diisi dengan cangkir styrofoam, popok sekali pakai, sekaleng oli motor, sekaleng hairspray aerosol, dan sebotol pembunuh gulma beracun bisa berfungsi sebagai pengenalan pelajaran tentang polusi lingkungan. Beberapa iklan majalah dapat memberikan batu loncatan untuk pelajaran menulis.[25]

Menyampaikan Struktur Materi Pelajaran

Kemampuan guru untuk menyusun materi pelajaran secara logis dan koheren telah lama dikenal menjadi fitur pengajaran yang efektif.[26] Oleh karena itu penyampaian struktur materi pelajaran di awal pembelajaran harus menjadi perhatian serius.
Penyampaian struktur materi pelajaran terkait dengan penyampaian tujuan pembelajaran, dan tahapan yang pembelajaran yang mungkin untuk mengejar tujuan tersebut. Penentuan tujuan pembelajaran memungkinkan siswa untuk mempersiapkan diri sepenuhnya. Siswa akan mempersiapkan mental untuk topik yang akan dibahas, dan berpikir tentang kontribusi yang mungkin dapat mereka lakukan.[27]
Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa belajar secara signifikan dapat ditingkatkan ketika siswa memahami tujuan dari kegiatan yang mereka lakukan.[28] Oleh karena itu pada awal pembelajaran guru harus merinci tujuan yang diharapkan akan dicapai oleh siswa.
Share:

Definition List

Unordered List

Support